RANCANGAN TUHAN HARI DEPAN YANG PENUH HARAPAN


Allah tidak pernah merancang hal buruk terjadi pada manusia. Melainkan selalu membawa umatNya ke masa depan yang penuh harapan (Yeremi 29:11). Tetapi memahami cara Allah bertindak, manusia terkadang sulit, karena cara Allah bertindak jauh melebihi cara manusia. Keberadaan Allah tidak dapat dibandingkan dengan keberadaan manusia. Pengetahuan Allah tidak dapat disamakan dengan pengetahuan manusia, Allah itu maha tahu, maha bijaksana, dan maha segala-galanya. Hikmat Allah sangat dalam, sedangkan pengetahuan manusia sempit, dan terbatas. Hal itu dibuktikan dengan pemikiran manusia yang terdiri atas dua bagian: diketahui dan tidak diketahui, rasional dan tidak rasional, mustahil dan tidak mustahil. Manusia hanya dapat memahami apa yang masuk akal, sedangkan bagi Allah, tidak ada batasan (Lukas 1:37 “bagi Allah tidak ada yang mustahil”).
Sebuah kisah abad 19 dari Taiwan ini mudah dapat membantu kita. Seorang Taiwan bernama dr. Lin Ting Tung, dia seorang dokter Taiwan pertama yang menjadi Kristen. Ia bekerja di rumah askit kecil yang dirintis oleh Dr. Maxwell, seorang missionaris Inggris. Saat itu tingkat kesehatan sangat rendahdan cara pengobatan masih sangt sederhana. Suatu hari seorang anak datang ke RS dan meminta obat untuk ibunya yang sedang sakit malaria. Anak itu berjalah lebih dari 2 jam dari desanya ke RS, melalui jalan setapak melewati hutan dan sawah. Ketika nama ibunya dipanggil, si anak langsung bangkit dari tempat duduknya, mengambil obat dan segera pulang. Sorenya ketika kamar obat ditutup, seorang perawat tampak bingung lalu berbisik, “Dokter Lin, botol obat untuk pasien malaria masih ada disini. Tetapi ada satu obat yang isinya disinfektan hilang.” Dokter Lin sangat terkejut. Diperiksanya botol yang tertinggal, benar isinya obat malasia. Jadi, anak tadi membawa obat yang salah. “Celaka kita, kalau sampai diminum orang itu akan mati.” ujar Dr. Lin dengan wajah pucat.  Mereka segera melaporkan peristiwa itu kepada Dr. Maxwell. Ia juga sangat terkejut. “Sekarang sudah pukul lima dan anak itu pergi dari sini pukul tiga. Jadi ia sudah hampir tiba. Tidak mungkin mengejarnya.”  Dr. Maxwell termenung. Lalu ia berkata “Mulai hari ini semua obat keras tidak boleh diletakkan di atas meja. Sekarang panggil semua karyawan, kita akan berdoa.” Lalu semua orang yang bekerja di RS itu berdoa. Dr. Maxwell berdoa, “Tuhan, kami membuat kecerobohan. Ampunilah kami. Nyawa seorang ibu sedang terancam. Tolonglah dia.”
Malam harinya dr. Lin berdinas malam. Ia terus gelisah dan merasa bersalah. Esok harinya ketika masih subuh pintu diketuk. Ternyata, anak yang kemarin membawa botol yang keliru. Wajahnya pucat ketakutan. Dr Lin juga menjadi takut, kedua orang itu saling memandang dan gugup. Kemudia anak itu berkata: “Maaf dokter , kemarin saya bawa botol itu sambil berlari. Lalu saya jatuh, botol itu pecah dan isinya tumpah”. Dr Lin yang masih terpaku karena gugup langsung bertanya. “kapan jatuhnya?” Anak itu makin ketakutan, jauh kemarin sore menjelang gelap. Dr Lin langsung ingat: menjelang gelap itu adalah saat karyawan rumah sakit berkumpul mendoakan si ibu. Jiwa ibu itu tertolong. Botol yang salah itu tidak sempat diminum karena pecah di jalan.
Baiklah kita melihat peristiwa itu dari sudut si anak. Anak itu tidak mengetahui bahwa botol yang sedang dipegangnya berisi racun. Anak itu terus berlari karena jarak desanya dengan rumah sakit jauh. Lalu tiba-tiba ia terjatuh, mungkin ia terluka tetapi yang paling celaka botolnya jatuh dan pecah. Bayangkan perasaan si anak, ia sedih, kecewa, dan takut. Anak itu tentu sangat terpukul dengan peristiwa ini. Saat itu ia belum tahu bahwa justru kejatuhannya itu menolong nyawa ibunya.
Sumber Pdt. Sam ‘Poel

2 komentar: